Setelah melakukan Bai’at Aqabah pertama, tahun berikutnya yaitu tahun 13 kenabian datang kembali utusan dari Madinah yaitu sebanyak 70 orang untuk melakukan pertemuan kembali dengan Rasulullah dan melakukan bai’at kembali. Tatkala mereka sudah sampai di Mekkah, mereka melakukan kontak rahasia dan tersembunyi dengan Rasulullah dan mencapai kesepakatan untuk berkumpul di Aqabah pada pertengahan hari saat hari Tasyriq.
Tepat pada pertengahan hari saat hari Tasyriq, Rasulullah ditemani pamannya Abbas bin Abdul Muthalib yang ketika itu masih memeluk agama kaum Quraisy yaitu menyembah patung. Pamannya ikut untuk menemani dan meyakinkan kondisinya tidak kenapa-kenapa saat pertemuan dengan orang Madinah.
Saat pertemuan, orang yang pertama berbicara adalah Abbas bin Abdul Muthalib, dia berbicara untuk menjelaskan kepada orang madinah akan dampak serius yang akan mereka rasakan dan pikul saat nanti bersama dan mengikuti ajaran dengan Rasulullah. Tetapi bukan malah menjadi putus asa dan menyerah, perwakilan dari orang Madinah yaitu Ka’ab berkata,” Ambillah sumpah setia dari kami untuk dirimu Rasulullah dan Rabbmu”.
Jawaban dari Ka’ab ini menunjukkan sikap tegas dari orang Madinah atau yang dikenal dengan kaum Anshar memiliki tekad kuat, keberanian, iman dan keikhlasan mengemban tanggung jawab yang akan mereka hadapi.
Rasulullah kemudian memberitahuna isi Bai’at yang kedua yaitu berisi :
1. Mendengarkan dan loyal baik dalam kondisi semangat maupun malas
2. Berinfak baik dalam keadan sulit dan lapang
3. Berbuat Amar ma’ruf dan Nahi Mungkar ( Mengajak kepada kebaikan dan menolak kepada keburukan)
4. Senantiasa berada di jalan Allah tanpa mempedulikan celaan orang
5. Membela Rasulullah manakala datang kepada mereka, dan melindungi Rasulullah sebagaimana mereka melindungi diri sendiri, istri dan anak mereka
Sebelum melakukan Ba’ait, kaum Anshar ditanyakan dan ditegasin kembali akan dampak yang mereka dapatkan baik itu harta yang habis dan jiwa raga yang dikorbankan jika melakukan perjanjian atau Bai’at kepada Rasulullah. Setelah itu kaum Anshar menanyakan kepada Rasulullah apa imbalan yang mereka dapatkan jika mereka berpegang teguh dan menjalankan perjanjian, Rasulullah menjawab Surga.
Kaum Anshar menerima konsekuensi yang akan mereka hadapi dan melakukan Bai’at kepada Rasulullah.
Referensi :
Muhammad Sang Yatim ” Janji dan Kemenangan yang dinanti” karya Prof.DR. Muhammad Sameh Said
Perjalanan hidup Rasulullah yang Agung Muhammad dari kelahiran hingga detik-detik terakhir karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri